-->

ads

Minggu, 03 April 2022

Meski Masih Pandemi COVID-19, Tapi Realisasi KUR di Wajo Tetap Tertinggi di Sulsel

Meski Masih Pandemi COVID-19, Tapi Realisasi KUR di Wajo Tetap Tertinggi di Sulsel





SUARA RAKYAT.NEWS, WAJO - Perputaran roda perekonomian di Kabupaten Wajo  di bawah kepemimpinan Amran Mahmud tergolong baik di Indonesia. Salah satu buktinya, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Desember 2021, mencapai Rp1.08 triliun.

Angka ini mengantarkan Kabupaten Wajo menempati urutan ke-3 tertinggi di Sulsel. Di bawah Kota Makassar dan Bone. Hal ini berdasarkan data pada aplikasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Desember 2021.

Realisasi KUR ini sangat menggembirakan. Sebab meski masa Pandemi COVID-19, namun justru mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni 30,76% dari realisasi KUR pada Desember 2020, Rp825,95 miliar.

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Watampone, Rintok Juhirman saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp, Minggu (16/01/2022), membenarkan mengenai kenaikan realisasi KUR di Wajo.

Selain itu, jika dilihat dari jumlah debitur KUR, Kabupaten Wajo juga merupakan yang terbesar ketiga, yaitu 29.890 debitur atau 7,53% dari total debitur di Sulawesi Selatan, sebanyak 396.967 debitur sampai dengan Desember 2021.

"Dilihat dari jenis skema kredit, kredit mikro  merupakan yang terbesar realisasi di Kabupaten Wajo. Yaitu sebesar Rp769,13 miliar atau 71,21% dari total realisasi sebesar Rp1,08 triliun. Disusul, kredit kecil sebesar Rp280,52 miliar atau 25,97%. Sementera, untuk Kredit Super Mikro (Supermi) terealisasi sebesar Rp30,36 miliar atau 2,81%," jelasnya.

Sementara, untuk penyalur KUR di Kabupaten Wajo, Bank BRI merupakan yang terbesar realisasi sampai dengan Desember 2021, yaitu  Rp833,64 miliar atau 77,19% dari total sebesar Rp1,08 triliun. Disusul Bank Mandiri  Rp129,14 miliar atau 11,96%. Bank BNI  Rp90,05 miliar atau 8,34%, Bank Syariah Mandiri  Rp17,39 miliar atau 1,61%, BPD Sulselbar Rp6,01 miliar atau 0,56%. 

Lalu BNI Syariah Rp1,96 miliar atau 0,18%, Bank BRI Syariah  Rp1,38 miliar atau 0,13%, Bank Sinarmas Rp350,00 juta atau 0,03%. Kemudian Bank BRI AGRO Rp100 juta atau 0,01%.

Rintok Juhirman menilai, semakin banyak pelaku UMKM yang memanfatkan KUR sebagai salah satu sumber pembiayaan yang murah. Hal tersebut disebabkan KUR mendapatkan subsidi bunga dari Pemerintah. Terlebih dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, bukti nyata pemerintah hadir membantu UMKM bangkit.

"Potensi UMKM yang bisa akses KUR masih banyak. Kita berharap agar sinergi Pemda dengan Bank penyalur terus ditingkatkan untuk menggerakkan ekonomi di Wajo," harapnya.

Sementara, Kepala Bidang Pengembangan UMKM Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Wajo, Andi Rahmayanti menyampaikan, pihaknya akan terus mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah dengan pemanfaatan KUR.

"Kita bersyukur dengan terjadinya peningkatan realisasi KUR ini, tentu mengindikasikan bahwa semakin berkembangnya usaha rakyat atau UMKM di Wajo. Artinya, upaya pemerintah daerah untuk pemulihan ekonomi Dimasa pandemi ini tidak sia2 dan salah satu pendongkrak pembangunan  ekonomi bangsa adalah UMKM," bebernya.

Diapun berharap agar masyarakat tidak takut untuk memulai berusaha. "Salah satu untuk mendukung usaha adalah dengan permodalan melalui KUR yang sebagian bunganya disubsidi oleh pemerintah. Yang penting kita terus menerapkan etos Kerja yaitu kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas seperti yang selalu disampaikan Bapak Bupati," pungkasnya. (Adv)
Don't Miss

News Feed